Jika Anda orang Indonesia pasti tahu jenis makanan yang terbuat dari kacang kedelai dan mengalami fermentasi yaitu tempe, sedangkan untuk mengetahui sejarahnya Anda bisa buka disini. Awalnya memang tempe diidentikkan dengan makanan rakyat jelata tapi seiring dengan perkembangan kuliner menjadikan tempe terangkat derajatnya baik Indonesia maupun mancanegara yaitu bukan hanya bisa digoreng tapi bisa dijadikan nuget, burger, steak, dan lain-lain.
Tahukah Anda bahwa proses pembuatan tempe itu cukup rumit, diawali dari memilih jenis kedelai yang sampai saat ini masih diimport dari Amerika sedangkan untuk kedelai lokal kurang cocok bila digunakan sebagai bahan pembuatan tempe karena teksturnya akan berbeda, belum lagi harga kedelai yang dipengaruhi oleh nilai kurs yang menyebabkan harga tempe menjadi fruktuatif. Pemilihan ragi untuk proses fermentasi juga tidak kalah pentingnya bila salah memilih jenis ragi pasti akan mempengaruhi hasil tempe.
Lalu penggunaan air yang tidak sedikit dari proses perendaman, perebusan, pencucian dari fermentasi awal, penggilingan, penyiraman dan semua itu membutuhkan air dengan kadar Ph normal tidak bisa asam sedikit karena akan menyebabkan proses fermentasi gagal dan jika pembersihannya kurang bersih menyebabkan tempe terasa sedikit asam. Kemudian cuaca tidak kalah penting sebab tempe itu sangat sensitif terhadap cuaca produsen harus bisa jeli memperlakukan kedelai saat cuaca panas atau dingin, bila tidak sesuai maka hasil proses fermentasinya akan jelek.
Untuk pembungkusnya entah menggunakan daun atau plastik jangan lupa memberi lubang-lubang kecil cukup dengan menusuk-nusukkan ujung pisau berguna sebagai pembuang udara panas dari ragi, namun khusus bila menggunakan daun perlu diperhatikan jika cuaca panas daun harus diganti karena tidak boleh basah dan jika terlepas harus diganti dengan daun yang baru sebab daun yang lama sudah basah.
Dan jangan lupa pembuangan hasil limbah tidak bisa sembarangan sebab proses penginapan kedelai setelah direbus dan diberi sedikit cairan hasil fermentasi alami atau orang jawa menyebutnya laru cukup asam, bagi yang tidak biasa menciumnya pasti akan enek. Nah, ternyata semua proses pembuatan tempe ini memakan waktu 4 hari pahadal tampilan tempe biasa saja tapi membutuhkan waktu dan tenaga yang tidak sedikit.
Meskipun prosesnya cukup rumit tapi semoga kita semua semakin menyukai tempe sehingga tetap terjaga kelestariannya dan untuk pemerintah terutama pertanian semoga kedelai tidak perlu import lagi tapi Indonesia dapat menghasilkan varietas kedelai yang sama atau bahkan lebih baik lagi sehingga harganya stabil.
Saya penyuka tempe. Dicocol sama kecap enak 😍
BalasHapusI love tempe. Murah meriah dan sehat
BalasHapusPaling enak tempe kalo dibalut dengan adonan tepung trus digoreng, alias tempe jaket. Pas ke cirebon saya jg nyoba tempe mendoan. Enak ya ternyata. Baru kali itu nyoba hehehe
BalasHapusTempe mendoan emang paling enak tp biasanya kalo gk biasa makan malah bilangnya belum mateng
HapusTempe mendoan emang paling enak tp biasanya kalo gk biasa makan malah bilangnya belum mateng
HapusTempe itu punya varian bnykloch say, coba tulis ttg tempe yang dibuat cobro. Klo di tempatku nmx tempe gembos. . penasaran juga aku bagaimana tempe itu dibuat.
BalasHapusDitunggu kelanjutannya ya ;)
HapusTempe itu punya varian bnykloch say, coba tulis ttg tempe yang dibuat cobro. Klo di tempatku nmx tempe gembos. . penasaran juga aku bagaimana tempe itu dibuat.
BalasHapusMakanan lezat...! ini aq share tentang tempe yang pernah aq tulis http://www.kabarbanyuwangi.com/tanpa-desa-ini-tempe-dan-tahu-akan-punah-di-banyuwangi/
BalasHapus