Minggu, 01 Mei 2016

Seberapa Pantaskah Diri Ini?

Sudah menjadi hal yang lumrah seburuk-buruknya sikap seseorang pasti menginginkan pasangan hidup yang terbaik, selain untuk kebaikan keturunannya juga bisa membimbing menjadi orang yang lebih baik lagi. Bukan sekali dua kali tapi sering, ada teman menawari ku untuk ta'aruf dengan salah satu kenalan Ustadznya setelah mengikuti kajian online Beliau untuk komunitas orang-orang Jawa Timur. Ku akui cara penyampaian materi Beliau ringan dan mengena, juga pribadinya menurut temanku lebih friendly, sayapun sependapat dengannya hingga terbesit dihati untuk menerima tawaran ta'aruf itu.

Jika ditanya tipe lelaki idaman semua perempuan juga pasti akan memberikan sederet bahkan berderet-deret kriteria termasuk juga saya, tapi jika dihadapkan pada kenyataanya saya sendiri malah heran, dikenalin yang biasa saja penginnya ustadz giliran dikenalin ustadz minder malah ingin yang biasa saja. Mungkin banyak yang berpikiran saya maunya apa sih tidak konsisten tapi sungguh saya juga bingung sendiri.

Pertama, jika saya meminta sama Allah lelaki yang begini begitu sedang saya hanya seadanya saja apa iya sesuai? Mengharapkan orang yang pantas sedangkan diri sendiri tidak memantaskan, ditambah proses memantaskan diri juga butuh waktu yang cukup lama dan konsisten. Kedua, saya juga tidak mau memantaskan diri hanya karena seseorang bukan karena Allah, sudah cukup sekali saya menyandarkan harapan karena seseorang yang kenyataanya tidak sesuai harapan dan hanya meninggalkan kekecewaan.

Hingga sekarang jika ditanya kriterian calon saya tidak bisa menjawab, bukan karena tidak ada tapi karena saya terlalu takut bahwa diri ini tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Saya teringat sebuah video yang bercerita tentang perempuan yang menginginkan calon yang mendekati sosok Rasulullah tapi giliran ditanya sudah memantaskan diri seperti Khadijah belum, dia langsung diam, juga ada satu kalimat yang sangat mengena dari video tersebut "Janganlah mengharapkan pria mulia, tetapi berusahalah menjadi wanita mulia supaya Allah sandingkan dengan pribadi yang mencontoh Al Mustofa."

1 komentar: