Sabtu, 30 April 2016

Dear Mantan

Lagi musim tulisan Dear Mantan yah? Saya juga ingin menulis untuk sang masa lalu.

Dear Mantan,
Saya hanya bisa berdoa semoga kau mendapatkan indahnya hidayah seperti apa yang ku rasakan, sebab kita tidak tahu sampai kapan diberikan hidup.

Dear Mantan,
Saya merasa malu jika mengingat dulu, bahwa kita pernah menjalin hubungan yang salah. Nafsu yang di atas namakan cinta.

Dear Mantan,
Saya berharap kau putus dengan pacarmu yang sekarang, bukan karena saya cemburu hanya tidak mau kalian terus berdosa dengan jalan yang salah ini.

Dear Mantan,
Saya tidak menyesali kepergianmu, justru mensyukurinya karena kepergianmu saya malah mendapat kesempatan untuk mengenal-Nya lebih jauh.

Dear Mantan,
Inilah jalan yang saya pilih, jalan yang ternyata sangat melegakan dan membahagiakan, semoga kau segera merasakan jalan ini juga.

Dear Mantan,
Saya sedang memfokuskan cinta untuk-Nya dan menanti cinta makhluk yang juga mencintai-Nya dan Rasul-Nya.

Dear Mantan,
Kau hanya masa lalu ku dan sayapun masa lalu mu, kita tetap menjadi masa lalu.

Dear Mantan,
Selamat berjumpa di pelaminan yah, tapi sebagai tamu undangan.

Selasa, 26 April 2016

Belajar Menulis

Jika berbicara tentang menulis, apa sih artinya menulis bagi Anda? Tentunya setiap orang pasti mempunyai jawaban yang berbeda-beda, bagi Anda yang terbiasa atau bahkan hobby menulis jika diberikan tugas menulis sampai lembaran adalah hal yang biasa saja atau bahkan menyenangkan, tapi lain halnya bagi orang yang kurang suka menulis pasti hal itu membosankan dan menyebalkan.

Namun, apa iya kalau tidak suka akan tetap tidak suka? Bagi saya sih itu tidak benar yah, semua bisa berubah tergantung mau tidaknya, sebab saya merasakannya sendiri. Dulu jangankan menulis mengungkapkan ekspresi saja susahnya minta ampun, hanya bisa diam seribu bahasa bahkan kalau sudah tidak kuat pelampiasannya hanya menangis, terus seperti itu hingga akhirnya saya mencoba mencoret-coret buku dengan gambar abstrak.

Karena merasa lega dengan hal itu akhirnya setiap pegang pensil selalu menggambar, sampai saya melihat banyak sekali coretan dibuku pelajaran padahal sudah disediakan buku khusus untuk menggambar tetapi tetap seperti ini. Saya menyadari ternyata tidak bagus juga membiasakan coret-coret buku seperti ini, sangat tidak baik apalagi buku pelajaran. Mau tidak mau saya harus mencari alternatif lain untuk melegakan hati tanpa mencoret-coret buku lagi.

Saat sedang mencari ternyata saya dipertemukan dengan teman-teman yang suka menulis, awalnya saya sangat ragu, tidak percaya diri pasalnya saya memang susah mengungkapkan perasaan baik lewat kata maupun tulisan. Ditarget sehari satu tulisan apa saya mampu? Selalu pertanyaan itu yang berputar-putar di otak ditambah saya tidak punya pengalaman menulis sebelumnya, namun saya mencoba untuk sesuai peraturan yang disepakati bersama meskipun terkadang susah untuk mencari ide tulisan, hingga akhirnya kini saya merasa ternyata menulis itu lebih lega dari menggambar abstrak, bisa mengontrol emosi, dan membuatku tetap waras.

Senin, 25 April 2016

Loncat Tali

Loncat tali siapa sih yang tidak tahu permainan ini? Apalagi yang kelahiran tahun 90-an ke belakang pasti sering melakukan permainan ini bersama teman-teman Anda baik anak laki-laki maupun perempuan, alatnya bisa menggunakan karet gelang yang dibuat simpul memanjang, tali seadanya, atau bahkan pelepah pisang yg sudah kering lalu digulung. Dapat loncat sendirian, berdua bahkan bisa 3-5 orang bersamaan tergantung panjang talinya yang jelas semakin banyak orang tingkat kesulitannya semakin tinggi.

Bagi Anda yang suka olahraga biasanya loncat tali bisa sebagai alternatif saat waktu senggang bahkan bisa menjadi pemanasan sebelum olahraga yang lain, tidak perlu tempat luas terpenting tidak ada benda yang terjangkau tali saat dimainkan. Pernah saya pemanasan dengan loncat tali ada anak tetangga yang memperhatikan, saya tawari untuk bermain bersama bilangnya tidak bisa, hendak saya ajari tidak mau katanya tidak pernah bermain loncat tali sebelumnya.

Ah betapa beruntungnya saat saya kecil dulu, bisa bermain berbagai macam permainan dari yang mengasah otak sampai membuat badan sehat dengan alat seadanya, kalau kalah biasanya diberi hukuman juga berkumpul dengan teman-teman.

Namun, tampaknya anak-anak jaman sekarang sudah tidak memaikan permainan ini lagi, mereka lebih asik bermain dengan gadgetnya masing-masing padahal duduk berdekatan. Menjauhkan yang dekat dan mendekatkan yang jauh.

Minggu, 24 April 2016

Sei Manggaris, Daerah Perbatasan Indonesia - Malaysia

Seperti yang kita ketahui bahwa negara Indonesia terutama pulau Kalimantan bersebelahan dengan negara Malaysia, apakah Anda ingin tahu bagaimana kehidupan masyarakat di perbatasan Indonesia salah satunya di Kecamatan Sei Manggaris?

Kecamatan Sei Manggaris merupakan pemekaran Kabupaten Nunukan yang memiliki luas wilayah ± 850,48 Km² dengan jumlah penduduk tahun 2014 yaitu 8711 jiwa, terbagi menjadi 4 desa yaitu Sri Nanti, Tabur Lestari, Semaenre Semaja dan Sekaduyan Taka. Sei Manggaris berbatasan langsung dengan Kota Tawau, Malaysia.

Mayoritas penduduknya adalah suku Dayak, ada juga suku pendatang dari Bugis, Jawa, Lombok dan Timor. Karena daerah perbatasan menyebabkan penggunakan dua mata uang negara yaitu Rupiah dan Ringgit Malaysia, bahasa sehari-hari yang digunakan adalah Bahasa Indonesia juga Melayu, lalu khuhus warga Sei manggaris diberikan hak Kartu Lintas untuk berkunjung ke Malaysia dengan syarat KTP harus Kabupaten Nunukan serta memiliki batas waktu tertentu.

Mayoritas masyarakat bekerja sebagai pekebun sawit dengan sistem panen 2x dalam satu bulan dan hasilnya dikirim ke Tawau, Malaysia. Sistem transportasi darat di sana masih terbatas dengan jenis kendaraan hanya truk dan sepeda motor, sekarang pemerintah mulai membangun jalan walaupun belum maksimal, lalu pembebasan lahannya dengan cara melakukan sosialisasi kepada warga sekitar khususnya perangkat desa setempat, ganti ruginya dibuatkan akses jalan yang masuk ke kebun warga dan memperbaiki jalan setapak jadi tidak ada ganti rugi dalam bentuk uang.

Sedangkan distribusi bahan pokok masyarakat yang berasal dari Nunukan masih menggunakan jalur laut dengan speed boat yaitu dari Tarakan menuju Nunukan baru ke Sei Manggaris sedangkan antara Nunukan-Sei Manggaris membutuhkan waktu ± 2jam, sulitnya akes yang dilalui serta lamanya perjalanan menyebabkan harga menjadi 3-4x lebih mahal dari pulau Jawa dan di sana masih banyak produk-produk yang dijual berasal dari Malaysia.

Setiap rumah warga yang rata-rata masih menggunakan papan ini memiliki penampungan air yang gunanya untuk menampung air hujan meskipun ada sumur yang kecil tetapi sumber airnya kurang bagus karena tanah mengandung zat asam yang berasal dari sumber batu bara. Pada musim kemarau masyarakat akan menggunakan sungai untuk keperluan sehari-hari seperti mandi dan mencuci sedangkan konsumsi air untuk minum dari tangki.

Itulah seklumit tentang Sei Manggaris yang diceritakan oleh teman saya, semoga pembangunan jalan yang sedang dilaksanakan di sana lancar dan menjadi lebih baik lagi sehingga memudahkan infrastruktur masyarakat.

Sumber data : BPS Kab Nunukan

Mengertilah...

Sampai hari ini mungkin aku bukanlah anak terbaik, tapi berharap jadi yang terbaik bagi kalian. Sejak kecil ku dibimbing menuju kebaikan demi kebaikan, kini dan nanti. Dan sekarang aku belajar banyak bahwa aku mencintai kalian karena mencintai-Nya.

Sejak mengenal Allah, baru ku tahu beratnya tugas kalian atasku dan aku tak ingin menambah beban lagi dengan maksiat dan dosa. Maka ketahuilah, aurat yang ku tutupkan ini karena auratku fitnah bagi mereka dan mereka fitnah bagiku bila kalian khawatir aku tak istiqomah lalu melarangku, maka ketahuilah bahwa ridha kalian adalah doa bagiku, penguat taatku.

Allah ada dalam shalatku maka aku menutup aurat saat shalat dan Allah juga melihat selain shalat maka akupun menutup auratku. Bila kalian takut aku berubah karena pakaian ini, maka ketahuilah tak ada yang berubah kecuali kebaikan demi kebaikan.

Aku hanya ingin taat kepada Allah, biarlah keindahanku hanya untuk yang menghalalkan ku. Jangan paksa aku untuk memilih karena ketaatan pada-Nya pasti didahulukan namun kita sama-sama tahu maka bantulah aku dalam taat. Sejak dilahirkan, aku bisa menjadi surga bahkan neraka bagi kalian, maka kawal aku dari neraka dan bimbing aku ke surga.

Sabtu, 23 April 2016

Jodoh Kapan Kau Datang?

Bulan ini Ghina menghadiri pernikahan 2 sahabatnya, dari 5 orang hanya tinggal dirinya yang belum menikah sedangkan dua lainnya sudah memiliki anak. Hal ini tentu saja membuatnya sedih ditambah umurnya sudah memasuki usia 27 tahun. Dia sudah berusaha dengan maksimal mulai dari mencari sendiri sampai meminta bantuan orang-orang yang dipercayanya juga berdoapun tidak pernah terlewat.

Belbagai nasehat juga dia terima dari orang-orang terdekatnya, suatu hari Ghina mendapat kabar dari salah satu sahabatnya bahwa ada laki-laki yang sedang mencari calon sontak hal ini membuat Ghina bahagia karena usahanya selama ini akan membuahkan hasil. Hubungannya dimulai dari pertukaran data diri, diketahui nama laki-laki tersebut Tara dan dari data itu Ghina mulai belajar memasak makanan kesukaan Tara walaupun untuk sajian keluarganya sendiri lalu dinilai oleh ayah dan ibunya.

Tapi kebahagian Ghina tidak berlangsung lama karena dia mendapat kabar yang membuatnya sangat sedih, sang Ibu menyadari ada yang tidak beres mengajaknya berbicara di halaman belakang "sayang kamu kenapa melamun terus? Ada yang mau diceritakan sama ibu?" Tangannya digenggam lembut.

"Itu.... Tara bu"

"Kenapa dengan nak Tara?"

"Ternyata dia sudah dijodohkan orang tuanya dengan wanita pilihan mereka, jadi ta'aruf kami harus berakhir" dirasakan ada cairan bening yang lolos dari sudut matanya.

"Yang sabar ya sayang, gak usah sedih Allah sudah menyediakannya dan jodohmu pasti akan mengetuk pintu rumah kita" sambil memeluk dan mengelus punggung putrinya.

"Iya bu"

Saat mereka sedang berpelukan terdengar suara ketukan pintu.

"tuh kan ibu bilang apa? Langsung ada tamu tuh"

"Ah ibu bercanda saja, Ghina buka pintunya dulu ya"

Dalam lubuk hatinya berharap yang mengetuk pintu adalah seseorang yang hendak melamarnya dan saat pintu itu dibuka, ditemuinya seseorang pria berpakaian rapi juga dengan senyuman.

Lalu berkata "Selamat sore mba saya marketing dari PT Maju Terus mau menawarkan belbagai macam produk alat-alat dapur yang pastinya akan membuat anda semakin bersemangat memasak belbagai macam masakkan serta gampang dibersihkan dari noda membandel dan berminyak" tanpa jeda.

Jumat, 22 April 2016

Me and Hight Heels

Wanita sangat identik dengan sepatu hak tinggi, yuph dengan sepatu itu sangat menujang penampilan kaum hawa apalagi di Indonesia yang rata-rata wanitanya tidak terlalu tinggi sehingga memerlukan sepatu berhak. Ngomongin sepatu hak tinggi jadi ingat beberapa kejadian yang buatku kapok memakai sepatu itu.

Pernah saat pulang kerja tanpa sengaja hak sepatuku masuk ke lubang aspal yang terkikis karena tetesan hujan kelihatannya sih tidak terlalu dalam tapi giliran dicabut eh malah haknya patah, untung keadaannya sepi karena sudah malam terpaksa pulang kerja satu kaki jinjit supaya tidak timpang ketika berjalan daripada telanjang kaki, dan ada juga waktu itu mau diadakan acara training jam 8 pagi otomatis saya harus berangkat lebih cepat untuk menyiapkan konsumsi, biasanya saya dibantu oleh OB untuk angkat barang tapi saat itu saya hanya sendirian, nunggu OB tidak datang-datang sedangkan waktu sudah mepet barang yang belum diangkut tinggal 2 galon air mineral, akhirnya mau tidak mau saya harus mengangkat air galonnya sendiri, saking keselnya sama tuh OB sampai lupa kalau naik tangga bawa galon masih menakai sepatu hak tinggi pantas setelah selesai lututnya sedikit gemetar.

Memang dulu suka memakainya selain tuntutan pekerjaan secara penampilan sangat membantu namun bila dilihat dari segi kesehatan efeknya yang tidak baik menyebabkan postur tubuh tidak normal dan jika dipakai secara terus menerus dapat menyebabkan jari kaki bengkok, faktur halus, pergelangan kaki terkilir, sakit pinggang bagian bawah, osteoartritis dan lain-lain, sehingga sekarang lebih memilih flat shoes.

*sumber foto : google

Kamis, 21 April 2016

Semangat Lagi!

Tanpa terasa sudah sebulan lebih saya mengikuti kelas Bahasa Arab online, setiap minggu selalu rutin diberikan tugas hafalan dan tertulis selama ini alhamdulillah sih lancar tapi pekan ke-5 buatku pusing, kami disuruh tashrif QS Al Baqarah: 1-13 dari senin kemarin belum bisa jawab padahal sudah bolak balik tanya Musyrifah panggilan pengawas dalam bahasa Arab, ditambah kemarin demam alhasil baru hari ini ada sedikit pencerahan padahal deadline besok jumat.

Awalnya hanya saya yang tidak paham tugasnya eh ternyata baru ketahuan semalam rata-rata belum bisa mengerjakan, ya setidaknya ada teman lah hehehe. Tugas ini belum selesai tadi sudah disodori jadwal Try Out dan Ujian Akhirnya ditambah berbarengan UTS lagi huft rasanya ingin protes tapi sudah resiko, sekaranglah ku dituntut memenuhi komitmen yang sudah disepakati sebelum kelas dimulai.

Saat semangat mengendur seperti sekarang ku coba untuk mengingat pesan Musyrifah "semangat! Minimal bulan ramadhan yang akan datang sudah bisa mengartikan bahasa arab tanpa terjemahan, sebentar lagi ujian pasti bisa lulus" padahal ini bukan kali pertama saya belajar bahasa Arab, dulu saat madrasah dan SMA juga pernah tapi kenapa saat sekarang baru terasa ya? Dari dulu kemana saja? Menurut saya Bahasa Arab itu susah-susah gampang, mentashrif 1 kata bisa jadi 59 kata belum lagi makhrajnya tapi jika serius ya pasti tidak ada masalah kan? Balik lagi pada niatnya.

Sudahlah ya mau lanjutin tugas lagi hehehe setidaknya sudah sedikit lega setelah corat-coret di blogg.

Selasa, 19 April 2016

Tuan Kopi

Saya punya teman, dia penyuka kopi bukan pecinta kopi, dalam sehari dia bisa menghabiskan 5 cangkir kopi bahkan lebih tergantung suasana hatinya. Untuk menghabiskan satu cangkir kopi hanya membutuhkan waktu 9 menit saja, wow kan?

Dia bilang minum kopi sudah masuk didaftar list harian sehingga harus ada estimasi waktunya meskipun dalam waktu yang singkat dia tetap bisa menikmati setiap tetes kopi yang masuk ke tenggorokkannya.

Saya sering mengingatkan dia untuk membatasi minum kopi maksimal 2 cangkir per hari namun selalu saja dia menjawab "ikuti apa yang menurut kamu baik dan buang apa yang buruk dari saya".

Baginya meskipun kopi itu hitam, pahit namun manis dan harum, seperti hidup ini kita memerlukan pahit dan hitam untuk tahu bagaimana rasanya manis dan putih begitupun sebaliknya, kita tidak bisa memilih salah satunya saja karena hal itu diciptakan untuk saling mengimbangi dan menguatkan sehingga terbentuklah harum yang membawa ketenangan. Sejak saat itulah ku juluki dia sebagai Tuan Kopi.

Senin, 18 April 2016

Finishing Draft Kasar

Hari ini saya belajar melalukan finishing draft kasar dari salah satu penulis. Mohon kritik dan saran yang membangun, ok langsung saja ini dia.

Draft kasar :
Vani merasa sangat lelah, dia terpaksa berjalan kaki dulu menuju halte bus umum sepulang kantor karena terlambat keluar dan ketinggalan bus karyawan. Sekarang dia harus berjalan kaki selama 30 menit melalui area pertokoan disekitar kantor tempatnya bekerja dan berharap bus umum yang ditemukannya nanti tidak penuh dan membuatnya terpaksa berdiri dalam kondisi berdesak-desakan sampai tujuan. Dihelanya nafas dalam-dalam mencoba menyabarkan diri. Sebuah tepukan di bahunya membuat Vani menghentikan langkahnya dan menoleh, dia langsung tertegun. Yang ada di sampingnya adalah Pak Andre, supervisor di divisinya yang masih muda, lajang dan digilai banyak wanita di kantor. "Saya melihatmu tertinggal bus jemputan. Mau saya antar pulang?"

Draft finishing :
Vani melihat jam tangannya menunjukkan pukul sepuluh malam tepat, hari ini dia merasa sangat lelah badannya terasa seperti hampir remuk ditambah memakai sepatu hak tinggi membuat kakinya sakit, ingin rasanya dia melepas sepatu namun tidak mungkin pulang dengan bertelanjang kaki. Dengan langkah gontai dia terpaksa berjalan kaki dulu menuju halte bus umum di ujung jalan sepulang kantor, dari pagi sampai sore dia mengerjakan pekerjaannya sedangakan sore sampai tadi tepatnya 10 menit yang lalu harus mengerjakan deadline pekerjaan temannya yang sedang cuti melahirkan ditambah beberapa revisian karena tugas yang begitu banyak membuatnya terlambat keluar dan tertinggal bus karyawan, yang merupakan fasilitas kantor itu sangat membantu selain bisa beristirahat dalam bus, mengurangi kemacetan di jalan juga menghemat ongkos.

Sekarang dia harus berjalan kaki selama 30 menit melalui area pertokoan yang hari ini terasa begitu menakutkan tidak seperti biasanya, jejeran toko yang sudah tutup serta tidak ada orang lain hanya lampu jalan saja yang menemaninya. Meskipun bukan pertama kali dia melewati area ini mendekati tengah malam seperti sekarang namun nyatanya tetap membuat nyali Vani semakin menciut padahal letaknya yang masih di sekitar kantor tempatnya bekerja dan jalan raya tidak mengurangi kesan mencekam. Vani mempercepat jalannya tidak dihiraukan rasa pegal dan sakit yang mendera, dia terus berdoa dalam hati berharap segera sampai di halte dan bus umum yang ditemukannya nanti tidak penuh sehingga membuatnya terpaksa berdiri berdesak-desakkan sampai tujuan seperti malam sebelumnya. Dihelanya nafas dalam-dalam mencoba menenangkan dan menyabarkan diri.

Saat Vani tengah menenangkan diri tiba-tiba dirasakan ada yang mengikutinya, refleks dia menengok ke belakang dan disisirnya segala arah namun tidak ada orang, malam yang semakin larut membuatnya semakin takut sehingga dia melepaskan sepatu itu lalu dijinjing di tangan kanannya kini dia bisa berjalan lebih cepat menuju halte bus. Vani yang merasa terus diikuti memutuskan untuk berlari dan dia mulai jelas mendengar suara sepatu yang mengikuti, dieratkannya salah satu sepatu dalam genggaman tangan lalu sebuah tepukan dibahu membuat Vani menghentikan langkahnya dan menoleh dengan sigap dipukulkannya ujung sepatu yang berat ke pelipis orang itu dengan sekuat tenaga sampai terdenar suara yang cukup keras plakkk, kontan orang tersebut gontai ke belakang sambil memegangi pelipis yang dirasakannya mengeluarkan cairan berwarna merah. Vani baru menyadari bahwa yang ada di sampingnya adalah Pak Andre, supervisior di divisinya yang masih muda, lajang dan digilai banyak wanita di kantor yang ternyata telah dipukul dengan sepatu kesayangannya.

Vani langsung meminta maaf kepada Pak Andre yang menahan pelipisnya "maafkan saya Pak, itu benar-benar refleks saya kira tadi penjahat, sakit sekali ya Pak? Aduh berdarah lagi, saya obati ya?" Dilepasnya sepatu itu lalu membuka tas mencari persediaan obat merah dan plester yang selalu dibawa. "Iya tidak apa-apa salah saya juga langsung menepuk tidak memanggil dulu. Saya melihatmu tertinggal bus jemputan yang terakhir. Mau saya antar pulang?" Jawabnya dengan menahan sakit. Vani sengaja tidak menjawab pertanyaan itu lalu menemukan obat merah dan plester hendak mengobati pelipis Pak Andre tapi langsung ditahan di pergelangan tangannya "kita ke mobil saja, toh percuma pasti kamu tidak mau menjawab" diambilnya sepatu di tanah kemudian menarik tangan Vani menuju mobil berwarna merah itu.

Sesampainya di mobil Pak Andre membukakan pintu untuk Vani lalu menyuruhnya masuk setelah masuk dan menutup pintu dia memutari depan mobil kemudian masuk ke sisi seberangnya. "Vani, maafkan saya telah menyakitimu mau kah kamu memaafkan ku? Memulai kembali dari awal?" Kata Pak Andre menghadap ke arah Vani. Tidak ada jawaban hanya ada isakan tangis dari mulut Vani, ditariknya Vani kedalam pelukannya "menangislah, sampai kamu merasa tenang".

IRT Perlu Juga Sekolah Tinggi

Tadi pagi iseng-iseng buka salah satu akun ternyata ada pertanyaan begini di grup "Mba, buat apa sekolah tinggi-tinggi kalo ujungnya cuma jadi IRT?" Well, pertanyaan ini sudah tidak asing lagi ditelinga kita kan? Kalau mendapat pertanyaan seperti ini apa yang akan kalian ucapkan?

Menurut saya sih, hak setiap orang untuk mendapatkan pendidikan yang terbaik tidak perlu mendang gender. Bukankah tujuan sekolah itu mendapatkan ilmu? Bukan hanya eksak saja tapi juga tata krama, sedangkan nilai, ijazah dan gelar itu sebagai bukti nyatanya. Jika tujuan utama sekolah hanya untuk ketiga hal itu sama saja seperti membeli ijazah dan gelar langsung beres tidak perlu repot-repot memikirkan absensi, tugas, kuis, ulangan, ujian, skripsi dan sidang, ya kan? Bila ada yang beranggapan percuma ilmunya tidak terpakai, lah kan ilmu tidak ada yang sia-sia meskipun kita tidak menggunakannya rutin tapi bisa mengajari orang lain dan mempraktekkan ilmunya dari Anda berarti bermanfaat.

Bahkan agama juga mewajibkan umatnya untuk belajar, entah belajar ilmu agama atau ilmu yang lainnya. Seorang IRT walaupun hanya mengurusi rumah dan anak juga perlu sekolah tinggi sehingga bisa mengajari anak-anaknya belajar, bisa memberikan pendapat dan solusi yang tepat saat suami bingung, bila bertemu rekan-rekan kerja suami tidak minder, memicu semangat anak-anaknya untuk belajar, syukur-syukur punya penghasilan tambahan dari rumah dan menciptakan lapangan pekerjaan baru jadi tidak tergantung dengan penghasilan suami. Dan maaf, misalkan berpisah juga paling tidak ada bukti dulu pernah sekolah tinggi sehingga mendapat pekerjaan dan kehidupannya lebih baik daripada yang pendidikan terbatas.

Memang ilmu yang biasa diterapkan oleh IRT bisa dipelajari tanpa sekolah tinggi tapi saya perhatikan tetap ada perbedaanya, IRT yang sekolahnya tinggi terbiasa dilatih untuk memikirkan konsekuensi apa yang akan diterima bila melakukannya, sehingga bisa memilih dan memilah apa yang boleh dan tidak dilakukan. Dan saat ditanya seperti itu saya hanya menjawab "IRT juga perlu sekolah tinggi sebab supaya menjadi IRT yang cerdas."

Sabtu, 16 April 2016

Siapa Mahram Kita?

Sudah menjadi hal yang lumrah bagi kita saat Hari Raya Idhul Fitri berkumpul dengan keluarga besar selain bersilaturahmi juga pastinya bersalam-salaman bukan? Namun, sudahkah sahabat tahu siapa saja mahram kita di dalam keluarga besar?

Sebelum kita mengetahui alangkah baiknya kita tahu perbedaan antara mahram dan muhrim. Mahram yaitu semua orang yang haram untuk dinikahi selama-lamanya karena sebab nazab, pernikahan dan persusuan (Ibnu Qudamah al-Maqdisi dalam al-Mughni 6/255), sedangkan muhrim yaitu orang yang sedang melakukan ihram dalam haji/umrah.

Mahram dibagi menjadi dua yaitu mahram muabbad (tidak boleh dinikahi selamanya) dan mahram muaqqot (dilarang dinikahi sementara waktu), namun kita akan fokus kepada mahram muabbad meliputi nasab, ikatan pernikahan, dan persusuan.

Berdasarkan surat An Nisa : 22-23
"Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibu kamu, anak-anakmu yang perempuan, saudara-saudaramu yang perempuan, saudara-saudara bapakmu yang perempuan, suadara-saudara ibumu yang perempuan, anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki, anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan,ibu-ibumu yang menyusui kamu, saudara perempuan sepersusuan, ibu-ibu isterimu (mertua), anak-anak isterimu yang dalam pemeliharaanmu dari isteri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan isterimu itu (dan sudah kamu ceraikan) maka tidak berdosa kamu mengawininya, dan (diharamkan bagimu) isteri-isteri anak kandungmu (menantu) dan menghimpun (dalam perkawinan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa lampau, Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

» Mahram dari nazab yaitu :
1. Ibu, nenek, buyut perempuan dan seterusnya ke atas.
2. Anak perempuan, cucu perempuan dan seterusnya ke bawah.
3. Saudara perempuan, baik saudara kandung, sebapak maupun seibu.
4. Keponakan perempuan dari saudara perempuan dan keturunannya ke bawah.
5. Keponakan perempuan dari saudara laki-laki dan keturunannya ke bawah.
6. Bibi dari jalur bapak.
7. Bibi dari jalur ibu.

» Mahram dari ikatan pernikahan yaitu :
1. Ibu istri (mertua), nenek istri dan seterusnya ke atas meskipun hanya dengan akad.
2. Anak perempuan dari istri (anak tiri), jika si lelaki sudah bercampur dengan ibunya.
3. Istri bapak (ibu tiri), istri kakek (nenek tiri) dan seterusnya ke atas.
4. Istri anak (menantu perempuan), istri cucu dan seterusnya ke bawah.

» Mahram dari persusuan yaitu :
1. Wanita yang menyusui dan ibunya ke atas.
2. Anak perempuan dari wanita yang menyusui (saudara persusuan).
3. Saudara perempuan dari wanita yang menyusui (bibi persusuan).
4. Anak perempuan dari anak perempuan dari wanita yang menyusui (anak perempuan dari saudara persusuan).
5. Anak perempuan dari anak laki-laki dari wanita yang menyusui (anak perempuan dari saudara persusuan).
6. Ibu dari suami dari wanita yang menyusui.
7. Saudara perempuan dari suami dari wanita yang memyusui.
8. Anak perempuan dari suami dari wanita yang menyusui.
9. Istri lain dari suami dari wanita yang menyusui.

» Bukan mahram yaitu :
A. Ayah angkat dan anak angkat bukan mahram menurut QS. Al-Ahzab : 4
"Dan Allah tidak menjadikan anak-anak angkatmu sebagai anak kandungmu."

B. Saudara ipar adalah orang asing yang menikah/dinikahi saudara kandung, jika dilihat dari status pernikahan antara saudara kandung dan saudara ipar masih berlangsung maka termasuk mahram muaqqot (dilarang menikahi sementara waktu) namun jika saudara kandung dan mantan saudara ipar (sudah cerai atau saudara kandung meninggal -pen) tidak ada status pernikahan maka boleh dinikahi menurut QS. An Nisa : 23
"...  dan (diharamkan bagimu) isteri-isteri anak kandungmu (menantu) dan menghimpun (dalam perkawinan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa lampau, Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

C. Sepupu bukan mahram berdasarka QS Al Ahzab : 50
"Hai Nabi, sesungguhnya Kami telah menghalalkan bagimu isteri-isterimu yang telah kamu berikan mas kawinnya dan hamba sahaya yang kamu miliki yang termasuk apa yang kamu peroleh dalam peperangan yang dikaruniakan Allah untukmu, dan (demikian pula) anak-anak perempuan dari saudara laki-laki bapakmu, anak-anak perempuan dari saudara perempuan bapakmu, anak-anak perempuan dari saudara laki-laki ibumu dan anak-anak perempuan dari saudara perempuan ibumu yang turut hijrah bersama kamu dan perempuan mu'min yang menyerahkan dirinya kepada Nabi kalau Nabi mau mengawininya, sebagai pengkhususan bagimu, bukan untuk semua orang mu'min. Sesungguhnya Kami telah mengetahui apa yang Kami wajibkan kepada mereka tentang isteri-isteri mereka dan hamba sahaya yang mereka miliki supaya tidak menjadi kesempitan bagimu. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." Dari ayat ini menunjukkan bahwa sepupu dari jalur manapun (dari bapak atau ibu -pen) bukan mahram sehingga boleh dinikahi.

D. Istri dari paman bukan mahram sebab tidak ada jalur mahramnya.

Kesimpulannya kita bisa bersalaman, menampakkan sebagian aurat misalnya bagi wanita bisa buka kerudung, menampakkan sebagian tangan dan kaki yang jelas tetap ada adabnya serta tidak boleh dinikahi semua itu berlaku terhadap mahram kecuali suami karena itu sudah beda lagi lalu kebanyakan masyarakat lengah terhadap saudara ipar dan sepupu karena menganggap mereka mahram padahal sudah jelas bukan, kita tidak bisa bersalaman, tidak boleh menampakkan auratnya terhadap mereka namun boleh dinikahi.

Rabu, 13 April 2016

Bahagia

Tulisan ini terinspirasi dari buku Terapi Pikiran Bahagia karya Oktastika Badai Nirmala seorang motivator asal Surabaya.

Saya ingin mengatakan kepada sahabat "JANGAN BAYANGKAN GAJAH TERBANG, SEKALI LAGI ANDA TIDAK BOLEH MEMBAYANGKAN GAJAH TERBANG, SAYA MELARANG ANDA MEMBAYANGKAN GAJAH TERBANG" kira-kira apa yang sahabat pikirkan? Apakah malah berimajinasi tentang gajah terbang? Faktanya memang demikian, sayapun begitu saat Pak Okta memberi larangan.
Ini bukanlah salah sahabat, sebab ternyata data dalam pikiran disimpan dalam bentuk gambar hanya informasi yang bergambar saja yang akan direspon oleh otak, sedangkan kata "jangan", "tidak boleh", dan "dilarang" adalah konsep abstrak yang tidak bisa dicitrakan kedalam gambar. Sehingga saat sahabat dilarang dengan kata "jangan bayangkan gajah terbang" justru sahabat hanya merespon "bayangkan gajah terbang" saja.

Bila kita perhatikan anak kecil saat dilarang orang tuanya dengan kata-kata "jangan lari-lari, nanti jatuh" justru apa? Malah anak tersebut berlari semakin kencang, lalu saat suasana berisik kemudian dilarang dengan kata "jangan berisik!" Malah anak semakin berisik, sebab otak tidak bisa merespon kata negatif hanya kata bermuatan positif saja. Ini bukan hanya berlaku untuk anak kecil tapi kita yang sudah dewasa juga sering mengalaminya bukan? Seperti bila sahabat berkata "jangan malas", "saya tidak ingin gagal" malah yang terjadi kita menjadi malas dan gagal. Sehingga cara yang paling tepat yaitu mengganti kata-kata yang bermuatan negatif dengan kata-kata yang bermuatan positif seperti "saya ingin rajin" sehingga otak akan meresapi kata "rajin" dalam sistem pikiran.

Sejalan dengan hal di atas, setiap peristiwa kehidupan yang terjadi baru akan mendatangkan suatu kesan jika sahabat sendiri yang memberikan makna terhadapnya. Tentu saja, maknanya bisa positif maupun negatif, tergantung bagaimana sudut pandang sahabat pakai. Sebagai contoh, dulu saat saya masuk SMA berbarengan dengan kakak perempuan saya masuk sekolah kedinasan. Tanpa sadar saya terdoktrin bahwa saya harus dan pasti diterima di sekolah kedinasan, maka saat itu saya merasa bisa dan harus bisa melakukannya. Saya mencurahkan hidup saya untuk bisa diterima di sekolah dinas, bukan hanya sekedar kata-kata motivasi saja yang saya terima dari keluarga tetapi tindakan terutama mulai dididik oleh kakak perempuan saya secara fisik baik saat kondisi puasa maupun tidak, ditambah sepupu juga mengajari saya soal-soal yang biasanya keluar saat tes akademik, semuanya bagai pelecut semangat untuk saya. Otomatis saya memiliki keyakinan lebih, pasti dan harus bisa diterima di sekolah kedinasan. Seiring waktu, saat mengikuti rentetan seleksi di beberapa sekolah kedinasan juga dibelbagai tempat, saya pun melaluinya dengan lancar.
Seleksi sekolah kedinasan dengan sistem gugur sudah saya lewati di awal sehingga menambah semangat saya, tiba saatnya kenyataan tidak sejalan dengan keinginan, satu persatu seleksi yang saya ikuti di belbagai sekolah mulai tidak lolos dan berakhir tahun itu saya gagal masuk sekolah ikatan dinas.

Waktu itu masih tetap semangat keluarga juga terus mendukung saya hingga tahun berikutnya mengikuti lagi seleksi dari awal, namun seperti mengulang masa lalu saya tidak lolos di pertengahan jalan dan kali ini saya benar-benar limbung, kecewa, dan marah, akhirnya pelarian saya adalah bekerja dan memutuskan untuk tidak lanjut kuliah dulu. Suatu hari saya berkeinginan untuk melanjutkan lagi pendidikan di salah satu universitas negeri di Jakarta namun ternyata tidak diizinkan dengan alasan yang menurut saya kurang logis dan hanya diberikan satu pilihan yaitu hanya boleh kuliah di daerah saja. Rasa kecewa yang dulu masih ada ditambah yang ini membuat saya semakin kecewa, mau tidak mau, suka tidak suka hanya ini pilihan saya, awalnya setengah hati melanjutkan kuliah di sini sehingga suatu saat diadakan seminar Pak Okta berhubung saya bekerja jadi tidak bisa datang dan hanya diberikan bukunya.
Setelah membaca buku itu rasanya tuh tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata, hampir 3 tahun saya berorientasi dengan kesedihan yang nyatanya membuat hidupku tidak bahagia, begitu lamanya saya berada dititik terbawah hidupku memandang lewat sudut negatif, saya tidak mau berandai-andai sebab itu malah membuatku semakin terpuruk justru saya harus bangkit dan menata ulang hidup.

Setiap orang memiliki masalahnya masing-masing tergantung bagaimana menyikapinya seperti ada pepatah menyatakan "Masalah tetap menjadi masalah jika dianggap sebagai masalah" saat keadaan seperti inilah kita akan tahu siapa diri kita sebenarnya, jika sahabat adalah orang yang berorientasi pada kebahagiaan maka setelah sahabat melewati masa krisis tenggelam dalam kesedihan mendalam, sahabat justru menemukan hikmah darinya. Muncul kesadaran dalam diri sahabat bahwa hidup harus tetap maju dan perjuangkan hidup sahabat.

Kangen Yogyakarta

Assalamua'alaikum wr wb.

Sesuai judulnya, yuph! Dari semalam lagi kangen sama kota istimewa yang satu ini, Yogyakarta. Sambil medengarkan lagunya Jogya Hip Hop Foundation (JHF) yang Yogya Istimewa dan Bojoku Nakal membawaku nostalgia di sana.

Daerah Yogyakarta yang pertama kali saya datangi yaitu Pantai Indrayanti, pantai pasir putih yang cukup sepi waktu itu tapi justru ini yang saya sukai sehingga bisa menikmati suasana pantai dengan tenang, sempat kecewa juga sih saat ke bibir pantai ombaknya cukup besar dan mendung jadi tidak bisa lihat sunrise. Karena suasana mendung akhirnya saya naik ke atas tebing untuk melihat pemandangan, deburan ombak yang menabrak bebatuan besar di bawah membuatku semakin betah di tebing, cuacanya mendung saja bagus apa lagi jika cerah dijamin pemandangan dari atas lebih indah. Setelah berfoto-foto dan merasa cukup melihat pemandangan dari atas akhirnya turun, saya yang notabennya lebih senang sendiri memilih bermain pasir dan air sambil menunggu sarapan disiapkan.

Dari Pantai Indrayanti dilanjutkan perjalanan menuju Goa Pindul, sampai di sana pengunjung menunggu antrian dulu lalu memakai pelampung kemudian menyusuri jalan menuju tempat pintu goa, sambil berjalan saya diajak ngobrol dengan salah satu pemandu wisata, mereka sangat ramah penduduk sekitarnya juga, di tengah perjalanan kami diberi pelampung ban untuk menyusuri goanya setelah sampai pengunjung dibriefing dahulu oleh pemandu. Tibalah saatnya untuk susur goa dengan menggunakan pelampung ban memudahkan kami untuk ditarik oleh pemandu dan bisa melihat ke atas goa, pertama masuk goa sudah disuguhi oleh stalaktid yang cukup panjang menuju kedalam bisa melihat kekelawar bergelantungan juga ada tangga di dalamnya, lalu di tengah goa yang merupakan titik gelap dan jalannya sempit sehingga mengharuskan kaki ditekuk supaya bisa melewatinya ada juga staktid dan stalagmid yang menyatu seperti tiang besar kalo tidak salah namanya 'Saka Ageng' yang artinya tiang besar jika dipukul akan mengeluarkan bunyi seperti gong, kemudian setelah mendekati pintu goa pengunjung dibebaskan untuk berenang dan terjun di dalam goa walaupun tidak terlalu tinggi tapi lumayan lah renang tanpa terjun itu bagai sayur tanpa garam, namun jangan lupa keluar dari goa juga berenang sendiri ya sebab pelampung bannya sudah dibereskan oleh pemandu.

Setelah selesai dari Goa Pindul dilanjutkan ke jalan Malioboro, perjalanan yang cukup jauh ini nyatanya tidak membuatku mengatuk justru membuatku semangat sebab bukan karena hendak belanja yah tapi saya bisa melihat hiruk pikuk kota Yogya sebelum pulang. Sampai di jalan Malioboro sekitar pukul 4 sore niatnya sih mau ke Keraton Yogyakarta tapi berhubung sudah sore akhirnya dibatalkan, saat menyusuri jalan saya melihat Monumen 11 Maret ingin sekali masuk ke dalamnya tapi setelah dilihat ternyata gerbangnya dikunci padahal ada beberapa orang yang sedang berfoto di situ, sempat terpikirkan untuk naik pagar tapi ingat pake rok akhirnya batal deh, malu juga lah ya tempat umum begitu main naik pagar hahaha. Akhirnya saya masuk ke Benteng Vredeburg setelah foto-foto saya akhirnya memutuskan untuk naik ke bentengnya, namun ternyata tempat tertinggi di benteng harus naik lagi lumayan tinggi juga apalagi pake rok agak ribet naiknya tapi ternyata saya bisa naik, dari atas benteng pemandangan terlihat jelas. Setelah keluar dari benteng saya diajak ke sebuah toko yang khas banget di Malioboro, ada yang tahu? Yuph Toko Hamzah.

Awalnya sih saya kira ini pasar bukan toko sebab di depannya banyak orang jualan, kesan pertama sebelum masuk itu bau kemenyan yang sangat menyengat sempat buat kepala pusing lalu saat di pintu masuk saya kira yang berdiri itu patung pemilik toko sebab nenek-nenek, tanpa ekspresi, riasanya lumayan tebel ditambah tidak bergerak pula eh pas dilihat ternyata orang beneran hampir jerit gara-gara kaget. Pertama masuk langsung disuguhin pemandangan piano dan baju-baju batik, sayang sekali saat kesitu tidak ada penampilan piano katanya sih di sini suka membawakan lagu-lagu klasik. Di dalam toko juga suasanya khas banget pengharum ruangannya pakai dupa, patung-patung, semacam kereta kencana, air mancur dll, berhubung teman mau cari aksessoris jadi saya ikutin dia ke lantai dua, sepanjang tangga terdapat foto-foto di dindingnya juga patung, saya yang memang tidak suka aksessoris mau lihat sebanyak apapun tetap saja cuma lihatin padahal tersedia lengkap di sana. Setelah teman selesai belanja akhirnya memutuskan untuk lanjut jalan-jalan menikmati suasana senja di Malioboro, merasa sudah lelah saya memutuskan kembali ke tempat parkir sendirian ternyata di samping jalan banyak orang-orang memakai kostum hantu dari suster ngesot sampai pocong, saat lewat saya malah 'diawe-awe' sama yang pakai kostum kuntilanak otomatis saya lari lah, malam jumat lagi jalan sendirian malah disapa mereka walaupun kostum juga tetap saja takut. 

Saya berharap bisa balik lagi ke Yogyakarta dan ngerap bareng JHF, aamiin. hahaha gak apa-apa lah ya, siapa tahu bisa kesampaian ngerap bareng mereka :D
Ada sedikit lirik lagu dari JHF 

Tenang bagai ombak gemuruh
Laksana merapi
Tradisi hidup di tengah modernisasi
Rakyatnya njajah deso milang koni
Nyebarake seni lan budhi pekerti.


Jumat, 08 April 2016

Hikmah Jari Telunjuk

Assalamu'akaikum wr wb^^

Baru sempat lanjut nulis lagi setelah rentetan tugas mengantri, alhamdulillah.

Pernahkah sahabat merasakan saat betapa menikmati bekerja lalu kalian disadarkan bahwa pekerjaan yang kalian nikmati itu ternyata bertentangan dengan hati? Jika pernah merasakan, bagaimana rasanya? Dilema bukan? Yah, saya juga pernah merasakannya sangat dilema tapi mau tidak mau harus ada yang dipilih bukan?

Pekerjaanku saat itu adalah administrasi Personalia disalah satu perusahaan retail, berhubung seluruh cabang Jawa Tengah hanya di Brebes saja yang gedungnya ada ruang kosong sehingga dialih fungsikan menjadi ruang training, sayapun ikut membantu team HCD jika ada acara. Repot sih tidak hanya saja kalau ada acara training atau meeting saat tutup absen harus siap tenaga dan pikiran, bolak balik lantai satu dan tiga. Tapi senang juga sih, saya bisa kenal banyak orang dengan berbagai karakter di toko dari manager samapai OB, dari cabang lain juga banyak yang saya kenal, saya bisa dipercaya teman-teman sebagai tempat curhat mereka. Namun, disaat saya menikmati pekerjaan ini saya disadarkan oleh tulisan Ustadzah Oki Setiana Dewi begini tulisannya
'JILBAB MENUTUP DADA? HARUSKAH?
Seorang muslimah apabila kerudungnya tidak diulurkan ke dadanya adalah tidak benar dan tidak boleh. Sebab cara tsb menyimpang dari ketentuan Al-Quran yang mewajibkan mengulurkan kerudung ke atas dada (QS An-Nuur:31) jadi, jika seorang muslimah tidak mengulurkan kerudungnya ke dada, tetapi malah mengikatnya ke belakang (mengelilingi leher) atau memasukkannya ke dalam baju, berarti dia meninggalkan kewajibannya dan berdosa. Meskipun dada mereka sudah tertutup oleh kain dari baju.'
Baca tulisan itu rasanya seperti wajah ini ditampar bolak balik, bagaimana tidak, seragamku memakai celana dan pressbody, kerudungnya juga dimasukkan ke dalam baju. Saat itu mulailah perang batin 'jadi selama ini aku itu gak menjalankan kewajiban sebagai muslim? rasanya ko malu banget ya baca tulisan ini? Aku harus gimana? Masa iya harus resign tapi rasanya ko gak ikhlas, kerjaan ini tuh udah enak nyaman tapi ini perintah Allah langsung, aku harus cari jalan tengahnya'.

Sejak saat itu saya mencoba mencari jalan tengahnya tapi tidak pernah ketemu, sedangkan hati mulai semakin tidak nyaman mengenakan seragam kerja padahal setiap berangkat atau pulang dan istirahat selalu saya keluarkan kerudungnya. Suatu hari saya membaca sebuah postingan tentang hukum bersalaman bila non mahram, sungguh membaca tulisan itu membuat semakin merasa bersalah selama ini, setiap hari setelah apel pagi kami pasti bersalaman, belum lagi kalau ada tamu dari luar, rasa bersalah itu sungguh tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata, tapi saya harus bagaimana? Masa iya tiba-tiba tidak mau salaman sama karyawan lain yang ada jadi omongan lagi seperti kasus make up, karyawan malah ikut-ikutan tidak pakai make up giliran ditegur keamanan malah bilangnya "lah mba .... (menyebutkan nama saya) aja gak pake make up gak dimarahin lah aku ko malah dimarahin" ada juga yang bilang "mba mah enak banget yah boleh gak pake make up" padahal sering saya beritahu bahwa saya alergi make up dan parfum, tapi tetap saja ada yang masa bodoh. Saya harus bagaimana? Benar-benar dilema, ternyata suatu hari saya sedang membereskan berkas-berkas yang sudah tidak terpakai hendak menghancurkannya dengan cara dipotong dengan pemotong kertas, berhubung ruanganku sedang ramai jadi saya pindah ruangan di sampingnya saat sedang serius tiba-tiba terdengar suara dari belakang, ketika berhenti memotong suara itu berhenti tapi jika dilanjutkan baru terdengar suara itu lagi, akhirnya saya memotong kertas sambil fokus mendengarkan suara itu sebab sangat tidak jelas sedangkan di belakang saya adalah tembok beton, karena saking seriusnya mendengarkan suara itu sampai terdengar suara "kress" dalam hati kok suara kertas kepotongnya beda yah? Tadi juga rasanya potong kertas lebih tebel padahal kertas yang ditumpuk malah tipis, nah ko jari telunjukku kebas gini sih? Setelah dilihat ternyata malah potong jari telunjuk kanan sendiri. Refleks saya langsung berlari ke tempat wudhu untuk mencuci darah dulu lalu ke ruangan untuk mengambil obat di kotak P3K, staff yang sedang duduk di mejaku sadar ternyata wajahku pucat dan melihat ujung jari telunjuk dan kuku ku yang terbelah langsung ditariknya lalu diobati. Setelah diperiksa syukurlah hanya kena daging dan kuku nya saja tidak sampai kena tulang dan luka tidak usah dijahit sebab kuku masih kuat menempel sehingga sarafnya masih berfungsi.

Keesokan harinya setelah apel pagi dan hendak bersalaman saya baru sadar ternyata insiden jari terkena pemotong kertas itu merupakan cara Allah supaya saya tidak bersalaman dengan non mahram. Awalnya menggunakan jari sebagai alibi supaya tidak bersalaman lalu saya dilirik manager gara-gara tidak bersalaman padahal jari sudah sembuh dan ternyata ada karyawan yang mengikuti apa yang saya lakukan, seperti dugaanku tapi ya sudahlah terserah mereka saja itu hak mereka. Pernah juga saat ada acara meeting HCD dari pusat saya diajak bersalaman tapi saya malah menangkupkan kedua tangan di depan dada dan mengangguk, walaupun tidak ada kata tapi dari ekspresi wajahnya gimana gitu, ya sudahlah biarkan saja.
Saya masih ingat ada teman yang cerita bahwa dia merasa sedih adiknya diberitahu untuk memakai kerudung tapi malah menuduhnya ikut aliran macam-macam padahal adiknya adalah tanggung jawab dia, mendengar cerita itu saya jadi berfikir iya yah, saya masih tanggung jawab orang tua dan kakak laki-lakiku, mereka memang tidak menyuruhku memakai kerudung tapi saya sadar belum bisa bahagikan mereka sampai sekarang, tidak mau mereka menanggung dosaku karena tidak mengingatkanku memakai kerudung sedangkan saya tidak tahu umurku sampai kapan. Mulai dari situlah saya mulai memberanikan diri untuk mengambil resiko itu.

Saya sadar bekerja di divisi apa, sebagai percontohan karyawan sedangkan ada beberapa peraturan perusahaan yang tidak sejalan dengan hati, semakin ditahan semakin hati memberontak jika saya minta keringan memakai kerudung untuk dikeluarkan jelas tidak mungkin yang ada karyawan lain mengikuti, jadi daripada membuat karyawan lain ikut-ikutan sedangkan hati mulai tidak nyaman akhirnya saya memutuskan untuk resign. Ada kata-kata yang masih membekas saat ijin untuk resign kebetulan dia atasan langsungku 'kalau kamu memang memilih pilihan ini, pertahankan, jangan lepasin kerudung kamu, walaupun saya bukan muslim jujur saya tidak suka lihat cewe yang buka pasang kerudung'.

Resign bukanlah akhir dari perjuanganku justru sebaliknya, sebuah awal. Awal yang jauh lebih berat dari sebelumnya. Terkadang kita harus seperti anak panah, mundur beberangkah dulu untuk melesat jauh kedepan.

Kamis, 07 April 2016

Mengumpulkan Rambut dan Kuku Saat Haid?

Saya masih ingat waktu dulu pernah diajari kalau wanita haid tidak boleh potong kuku dan mengumpulkan rambut yang rontok, apa sahabat pernah mendengarnya? Adakah ada hadist shahihnya?
Sedangkan wanita haid dan sehabis melahirkan berpotensi lebih besar mengalami kerontokan rambut sebab wanita haid kekurangan zat besi juga ibu setelah melahirkan terjadi penurunan hormon estrogen.

Jika alasannya karena wanita saat haid adalah najis, sedangkan HR Bukhari menyebutkan Abu Hurairah RA berkata, "Rasulullah SAW berjumpa denganku ketika aku dalam keadaan junub. Beliau menggandeng tanganku hingga akupun berjalan bersama beliau hingga beliau duduk. Aku lantas pergi diam-diam kembali ke rumah untuk mandi. Kemudian kembali lagi dan beliau masih duduk. Beliau lalu bertanya, "ke mana saja kamu tadi, wahai Abu Hurairah?"
Maka aku ceritakan pada beliau. Beliau lalu bersabda, "Subhanallah! Wahai Abu Hurairah, seorang muslim itu tidak najis."
Berarti yang najis adalah darahnya bukan orangnya.

Bahkan, Rasulullah pernah memerintahkan 'Aisyah untuk bersisir padahal dalam keadaan haid. Bukhari meriwayatkan Dari 'Urwah bahwa 'Aisyah berkata, "aku bertalbiyah (memulai haji) bersama Rasulullah SAW pada haji Wada. Dan aku adalah diantara orang yang melaksanakannya dengan cara Tamattu' namun tidak membawa hewan sembelihan." 'Aisyah menyadari bahwa dirinya mengalami haid dan belum bersuci hingga tiba malam 'Arafah. Maka 'Aisyah berkata "wahai Rasulullah, malam ini adalah malam 'Arafah sedangkan aku melaksanakan Tamattu' dengan umrah lebih dahulu?" Maka Rasulullah bersabda kepadanya "urai dan sisirlah rambut kepalamu, lalu tahanlah umrahmu." Lalu aku melaksanakan hal itu. Setelah aku menyelesaikan haji, beliau memerintahkan Abdurrahman pada malam Hashbah (malam di Muzdalifah) untuk melaksanakan umrah buatku dari Tan'im, tempat di mana aku mulai melakukan Manasik."
Bila wanita bersisir secara alami akan membuat rambutnya rontok, seandainya mengumpulkan rambut saat haid dengan maksud disucikan tersendiri adalah disyariatkan pasti Rasulullah akan mengajarkan hal tersebut kepada 'Aisyah. Namun kenyataannya Rasul tidak menyinggung sama sekali masalah pengumpulan rambut.

Adapun didapati HR Abu Dawud
Dari 'Utsaim bin Kulaib dari ayahnya dari kakeknya bahwasanya dia pernah datang kepada Nabi SAW seraya berkata; saya masuk islam. Maka Nabi bersabda kepadanya "Buanglah rambut kafirmu" maksud sabda beliau yaitu "cukurlah". Dari perawi lain telah mengabarkan kepadaku bahwasanya Nabi SAW bersabda kepada orang lain yang bersamanya "cukurlah rambut kafirmu dan berkhitanlah".
Hadis ini menunjukkan bahwa orang yang baru masuk islam diperintahkan Rasulullah untuk mencukur rambut dan berkhitan. Mencukur rambut maknanya memisahkan rambut dari tubuh, berkhitan maknanya memisahkan daging dari tubuh. Perintah Rasulullah kepada orang yang baru masuk islam untuk mencukur dan berkhitan sebelum mandi besar menunjukkan bahwa bagian tubuh yang terpisah dari badan tidak dihukumi junub sehingga harus dimandikan dulu sebelum berpisah dari badan.
Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada syariat mengumpulkan rambut, kuku dan atau daging yang terpisah dari badan saat orang dalam keadaan junub seperti sedang hadas atau setelah berhubungan suami istri. Wallahu 'alam.

Rabu, 06 April 2016

Perempuan Itu

Assalamu'alaikum wr wb^^

### Perempuan Itu ###

Kisah ini terjadi tahun 2009, saat saya masih Sekolah Menengah Pertama. Saya yang tidak bisa ikut ujian renang sesuai jadwal otomatis harus ikut ujian susulan tapi sepulang ujian mataku terasa pedih sekali akhirnya memakai obat tetes mata lalu istirahat tapi ternyata setelah bangun tidur mataku malah tambah parah, merah dan ada pembengkakkan di mata, untuk sholat rasanya kedua mata mau lepas, jarak pandang hanya satu meter itupun masih tidak jelas, hingga saya hampir tertabrak motor saat di depan rumah untung rem motornya berfungsi baik jika tidak sudah dipastikan saya tertabrak.

Saat sore harinya, saya disuruh Mama ke rumah Om untuk membawa titipannya. Melihat mataku yang bengkak dan merah akhirnya Om mengajakku ngobrol, ternyata ditengah obrolan kami Om berpesan melarangku pergi-pergi sampai pengumuman kelulusan keluar dan yang paling buatku kaget yaitu ada yang menginginkan saya mati, mendengar itu pastinya saya kaget merasa tidak punya musuh dan tidak pernah berbuat macam-macam di manapun, ditambah Om yang memang bisa melihat makhluk astral membuatku tambah penasaran. Om memaksaku untuk mengingat semua orang selama 3 tahun di sekolah yang menurutku tidak masuk akal. Tiba-tiba saya teringat seseorang, yah perempuan saat diperkemahan hanya dia yang paling janggal.
Malam itu suasana perkemahan ramai tapi saya merasa kesepian udarapun terasa begitu dingin tidak seperti malam sebelumnya, saya memutuskan duduk di bawah pohom palm yang berada di belakang tenda, tiba-tiba saya merasakan rasa anyir di mulut seperti darah lalu saya muntah dan benar, saya memuntahkan darah dan sebuah gigiku yang patah. Saat membersihkan mulut dengan tissue yang kebetulan dibawa, saya merasa ada yang memperhatikanku akhirnya saya menyisir semua penjuru untuk melihat siapa yang melihatku ternyata perempuan yang berdiri depan jendela kelas di lantai dua itu, walaupun jarak kami yang jauh tapi dia terlihat jelas, cantik, rambut lurus dan panjang, memakai baju putih meski hanya terlihat setengah badan tapi aku yakin dia memakai baju OSIS, tatapannya yang hanya fokus kepadaku membuat risih akhirnya saya mengalihkan pandangan ke arah lain sebentar lalu kembali mencoba menatap ke arah perempuan itu tapi ternyata dia sudah tidak ada ditempatnya, ah mungkin dia sudah keluar dari kelas. Jika melihat seragamnya jujur saya merasa aneh, malam-malam begini disuasana perkemahan kenapa dia malah memakai pakaian OSIS? Buluk kudukku sempat merinding tapi saya coba untuk posthink, tiba-tiba terdengar suara kegaduhan di ujung tenda terdengar ada teriakan di sana ternyata ada anak kerasukan membuat suasana jadi ramai, anak-anak banyak yang ketakutan akhirnya kakak-kakak pembina mengumpulkan kami di tengah lapangan dan mengumumkan bahwa malam ini kami harus membawa barang-barang di tenda dan tidur di kelas. Keesokan harinya hingga sampai saat ujian sekolah saya tidak pernah lagi bertemu dengan perempuan itu.

Setelah saya menceritakan kejadian malam itu ternyata Om berkata, bahwa perempuan tersebut yang mengingikan saya mati untuk menemaninya karena selama saya sekolah dia selalu menemaniku lalu Om bercerita bahwa dulu, perempuan itu bersekolah di samping sekolahanku. Saat berangkat dia memakai pakaian OSIS ketika melewati rel kereta api dia tertabrak dan terseret hingga di depan sekolahanku, badan dan wajahnya hancur tapi saat bertemu denganku dia tidak pernah menampakkan wajahnya yang hancur. Saya yang memang tidak tahu menau tentang hal itu lalu menyanggah, bukankan orang yang sudah meninggal itu berbeda dunia? Lalu yang mengikutiku selama 3 tahun dengan wujud perempuan itu siapa? Om menjawab bahwa saat orang terlahir itu pasti memiliki Qorin masing-masing termasuk Rasulullah. Qorin adalah jin, dia selalu mengikuti kita, apapun yang kita lakukan pasti diketahui qorin kita, dia bahkan bisa lebih memahami diri kita sendiri daripada kita, saat orang meninggal nyawanya memang langsung berbeda dunia dengan kita, tapi qorin ini masih tetap hidup hingga kiamat nanti dan bila ada penampakan makhluk astral itu adalah qorin-qorin milik orang yang sudah meninggal lalu merubah diri menyerupai pemiliknya, jadi yang mengikuti saya ternyata adalah qorin perempuan itu. Lalu kenapa qorinnya berada di sekolahanku? Kenapa tidak berkeliaran di luar? Kenapa mengikutiku? Ternyata Om menjawab bahwa di sekolahku jika dilihat dari sisi lain ternyata tempat yang penguasa qorinnya tidak menjadikan qorin yang lemah menjadi budak, tidak seperti di jalanan sehingga qorin perempuan itu lebih memilih tinggal di sekolahanku. Om tidak tahu kenapa dia memilih menemaniku, yang jelas setiap hari dia menungguku di depan gerbang sekolah saat pagi, lalu mengikutiku seharian di sekolah dia selalu duduk di atas mejaku, dia tidak suka saya memiliki teman akrab, yah memang saya akui tidak punya teman akrab saat SMP, tapi saya kira karena sifat introvertku jadi tidak ada yang betah dengan sifatku ternyata ada andil dari dia lalu setiap jam pulang dia mengantarku sampai gerbang sekolah, saat ulangan atau ujian juga ketika saya kesulitan mengerjakan soal dia mencari jawaban di anak-anak yang lain lalu membisikanku jawabannya, yah memang saya akui sering mendengar bisikan jawaban tapi saya kira itu dari pikiranku sendiri yang bercabang, tapi jika dia sedang iseng malah membisikan jawaban yang salah, isstt sungguh menyebalkan dia. Kebiasaanya mengikutiku selama tiga tahun membuatnya menginginkan qorinku, sehingga saya dilarang pergi selama pengumuman belum keluar ditambah kondisi mata yang buruk dikhawatirkan seperti tadi siang, hampir tertabrak. Setelah pengumuman keluar kata Om qorin perempuan itu sudah melupakanku dan mengikuti anak yang lain di sekolahanku, alhamdulillah.

Senin, 04 April 2016

Negeri Tanpa Ayah Part 1

Assalamu'alaikum wr wb ^^

Apa kabar sahabatku? Semoga kita selalu dilindungi Allah SWT, aamiin.
Ketemu lagi dengan Kak Oi... yeahhh!!!

Alhamdulillah karena lumayan banyak file yang bisa dikumpulkan, jadi saya akan pecah postingan ini menjadi beberapa bagian.

Saya dedikasikan tulisan ini untuk sahabat-sahabat yang sekarang atau kelak bergelar sebagai Ayah.

Semoga bermanfaat^^

Mohon maaf bila ada kesalahan maupun kekurangan.


===NEGERI TANPA AYAH PART 1===

Sebelum membahas tema ini lebih jauh, jujur saya salah satu orang yang kurang dekat dengan sosok Ayah, entah bagaimana, rasanya seperti ada tembok besar dan kasat mata yang membatasi antara saya dan Ayah, karena sejak saya kecil, Ayah sibuk bekerja sehingga tanpa sengaja melupakan saya yang juga butuh perhatiannya, sungguh saya iri bila melihat anak yang dekat dengan ayahnya, tapi ini tidak sedikitpun mengurangi rasa hormatku pada Beliau. Anak diibaratkan sebagai burung yang membutuhkan dua sayap untuk terbang tinggi di angkasa, yaitu ayah dan ibu. Saya sadar diri bahwa salah satu sayapku tidak sempurna sehingga tidak bisa terbang tinggi di angkasa tapi saya masih bisa jadi pinguin yang bisa berenang, walaupun tidak dapat menikmati pemandangan dari udara tapi saya bisa menikmati pemandangan di dalam laut.

Sebuah penelitian yang dilakukan di tiga puluh tiga propinsi di Indonesia antara tahun 2009 sampai dengan 2010 memberikan kesimpulan bahwa negeri kita Indonesia layak untuk dinobatkan sebagai salah satu “Negeri Tanpa Ayah”.

Bukan karena banyaknya anak yatim yang ditinggal mati ayahnya. Tapi karena para ayah yang tidak mau memperhatikan perkembangan anak-anak mereka. Para ayah berfikir tugas mereka hanya mencari dan memberi uang saja, sesungguhnya mereka menyamakan dirinya dengan ATM, didatangi saat dibutuhkan saja. Sedangkan tugas untuk mendidik hanya diserahkan semuanya ke ibu, yah memang ibu adalah sekolah pertama bagi anak serta pemberi rasa nyaman suasana sekolah, tapi jangan lupa bahwa ayah adalah kepala sekolah yang bertugas menentukan visi bagi pengasuhan anak serta mengevaluasinya bukan malah penjaga sekolah yang mengurusi genteng bocor, lampu yang mati, dan pagar yang rusak. Padahal keberanian, kemandirian dan ketegasan harus diajarkan dari usia dini dimana ayah, sang pengajar utama.

Ayah yang hanya sibuk dengan dunianya yaitu koran, televisi dan komputer atau bisa disebut pekerjaan, seakan malu untuk mengasuh anak apalagi jika masih bayi, rasa ini berlanjut hingga tanpa sadar menghilangkan fungsi tarbiyah dari ayah, maka banyak ayah yang tidak tahu kapan anak lelakinya pertama kali mimpi basah sementara anak dituntut untuk sholat subuh padahal ia sedang dalam keadaan junub, sholatnya tidak sah dimana tanggung jawab ayah?

Ada istilah dari Umar bin Khattab, jika ada anak durhaka tentu juga ada ayah durhaka. Ayah durhaka yaitu ayah yang menuntut anaknya shalih dan shalihah namun tidak memberi hak anak dimasa kecil. Ingat, nasab anak merujuk pada ayah yang menunjukkan kepada siapa Allah meminta pertanggung jawaban.

Dalam kitab Tahful Maudud karya Ibnu Qoyyim berkata jika terjadi kerusakan pada anak penyebab utamanya adalah ayah. Di dalam Al Qur'an ternyata terdapat 17 dialog pengasuhan. Empat belas diantaranya ayah dan anak, ternyata ayah yang lebih banyak disebut dan semangat Al Qur'an mengenai pengasuhan justru mengedepankan ayah sebagai tokohnya. Kita kenal Lukman, Ibrahim, Ya'qub, Imron, mereka contoh ayah yang perduli.

Nabi Ibrahim adalah ayah yang super sibuk, jarang pulang tetapi tetap bisa mengasuh anak meski dari jauh, terbukti dua anaknya menjadi nabi. Sedangkan Rasulullah yang sejak kecil telah ditinggal wafat oleh ayahnya tetapi nilai-nilai keayahannya tidak pernah hilang didapat dari sosok kakek dan pamannya. Generasi sahabat menjadi generasi gemilang karena ayah terlibat dalam mengasuh anak bersama ibu, sehingga mereka digelari umat terbaik.

Ibu mengasuh kepekaan rasa, ayah memberi makna terhadap logika. Jika ibu tidak ada maka anak kurang cinta, jika ayah tidak ada maka anak tidak punya kecerdasan logika. Ayah mengajarkan anak menjadi pemimpin yang tegas, ibu membimbing anak menjadi pemimpin yang perduli, tegas dan perduli itu sikap utama.

Hak anak adalah mendapatkan pengasuhan yang lengkap, ayah terlibat, ibu apalagi. Mari bagi sahabat yang sekarang adalah ibu ajak ayah untuk terlibat dalam pengasuhan, baik dirumah, sekolah dan di masjid. Bagi sahabat yang sekarang adalah ayah mulailah ikut berperan aktif dalam pengasuhan anak. Sedangakan bagi sahabat yang masih sendiri semoga postingan ini memberi pandangan seperti apa nantinya saat mempunyai anak. Semoga negeri ini tidak lagi kehilangan ayah.

*****

Saya rasa cukup untuk postingan hari ini, nantikan Negeri Tanpa Ayah Part 2 yang insyaAllah akan diposting besok. *berasa nulis buku aja hehehe :D

Wassalamu'alaikum wr wb.

Sabtu, 02 April 2016

Jodohmu Cerminan Dirimu


Assalamu'alaikum wr wb ^^
Apa kabar sahabat semua? Semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT, aamiin.
Balik lagi sama saya, Kak Oi... kali ini saya mau cerita pengalaman pribadi, bukan maksudku untuk membuka aib orang lain atau ghibah, tapi yang saya ingin adalah kita semua mengambil hikmah dari cerita ini, baik untuk yang single seperti saya *eh maupun yang sudah double. Maaf juga sebelumnya jika ada kata-kataku yang kurang berkenan.
Baik lah, yuk! :)

‡‡‡ Jodohmu Cerminan Dirimu ‡‡‡

Saya berprinsip 'Dimana Bumi Dipijak di Situ Langit Dijunjung' baik itu di dunia nyata maupun dunia maya. Saya selalu menyapa teman-teman kantor, minimal senyum tulus yang selalu ku tunjukkan, tapi sialnya ada beberapa orang yang salah sangka.

Saat itu saya bekerja di Jakarta, sebut saja dia Pak H, saya menghormatinya karena sudah ku anggap seperti bapak sendiri, bahkan umur mereka juga hampir sama, setiap bertemu shift selalu mengajakku ngobrol. Suatu hari Pak H menelpon saya dan ternyata dia memintaku jadi istri mudanya! Hel to the lo... hello! Nih orang ngomongnya sadar gak sih ya? Gak mikir gimana perasaan anak-anak dan istrinya apa? Saya sama anak bungsunya saja lebih tua anaknya. Mau tidak mau saya tanya kenapa harus saya? Kenapa dengan istrinya? Ternyata Pak H jawab kamu itu beda sama yang lain, ramah, sopan, murah senyum, gak seperti anak-anak muda sekarang, aku suka sama kamu, jarak umur kita yang jauh malah buat kita seimbang nanti, dengar jawaban itu rasanya sedih banget niatku tuh tulus, saya tinggal di Jakarta sendirian, saya ingin cari teman, yang bisa jadi sahabat untung-utung bisa dianggap saudara juga tapi kenapa malah salah paham gini. Saya gak mau dicap sebagai penghancur keluarga orang! Saya gak mau kena karma! Saya dan istrinya sama-sama perempuan, perasaan kami sama gak ada perempuan yang mau diduakan. Aku sudah tidak nyaman dengan istriku, dia tidak memperhatikanku, sibuk sendiri, walaupun sudah bertahun-tahun menikah dia selalu seperti ini, ada uang baru aku dilayani jika gak ada ya dicuekin, aku sudah lelah aku juga butuh orang yang memperhatikanku, melayaniku, menghargaiku dan menghormatiku baik ada ataupun tanpa uang, aku rasa kamu orang yang tepat. Saat itu langsung saja ku jawab maaf Pak, saya tidak bisa dan tidak mau, saya tidak mau menghancurkan rumah tangga orang lain bagaimanapun keadaannya, lebih baik Bapak introspeksi diri dulu cari kesalahan dalam diri Bapak karena istri Bapak adalah cerminan diri Bapak sendiri, dan aib istri Bapak sama saja aib Bapak, jadi saya harap Bapak tidak sembarangan mengumbar aib istri walaupun jika itu kenyataan, bijaklah dalam berucap, istri Bapak adalah tanggung jawab Bapak dunia akhirat.

Sejak saat itu setiap saya bertemu dengan Pak H selalu menghindar, saya takut salah sangka lagi, dan imbasnya saya lebih banyak diam jika bertemu teman laki-laki, hanya senyum dan jawab ala kadarnya.

**************

Sahabat, siapapun kita pastinya tidak mau bernasib sama seperti yang saya ceritakan. Ya, saya memang belum menikah, merasakan bagaimana dan seperti apa lika liku rumah tangga, tapi bukankah kita bisa belajar dari lingkungan dan orang lain juga?

Yang sudah menjadi suami, bisa belajar dari Pak H, sebelum menuntut istri perhatian kepada Anda, sebisa mungkin berikan perhatian dulu ke istrinya, karena bagaimanapun wanita adalah makhluk yang ingin diperhatikan, pasti ada timbal baliknya. Sepenat apapun mencari nafkah di luar, membawa uang atau tidak, setidaknya manfaatkan waktu dengan keluarga Anda sebaik mungkin, hilangkan dulu masalah di tempat kerja saat bersama keluarga, pahami juga bahwa sejatinya tidak ada wanita yang mau diduakan, kecuali sebagian kecil.

Yang sudah menjadi istri, bisa belajar dari istri Pak H, tetap hormati, taati dan layani suami Anda dengan baik dan tulus, selelah apapun Anda mengurus rumah dan anak bahkan ada yang juga bekerja tapi suami adalah prioritas utama Anda, bukan karena pulang bawa uang baru Anda layani. Gak mau kan tiba-tiba suami ijin poligami karena kurang perhatian dari Anda? Kecuali jika 'maaf' suami Anda mempunyai fakto-faktor lain di luar Anda sehingga ingin poligami. Saya pernah dengar seseorang berkata seperti ini hormati, taati, dan layani suamimu dengan tulus maka dia akan menjadi budakmu selamanya, maksud kata budak di sini yaitu suami hanya akan mencintai dan menyayangi dirimu saja, tidak akan berpaling dari wanita lain. Ada juga salah satu dosenku bercerita, Beliau ditawari untuk menikah lagi oleh istrinya tapi ditolak karena baginya (dosen -pen) memiliki istrinya saat ini lebih dari cukup, dan tidak mau membagi cintanya kepada wanita lain.

Bagi kita yang belum menikah, kita bisa belajar dan setidaknya memiliki gambaran bagaiamana dan seperti apa kelak nanti saat berumah tangga yang diharapkan bisa menjadi keluarga yang sesuai keinginan, walaupun pasti ada badai yang datang.

Untuk sahabat yang sudah menikah semoga menjadi keluarga yang sakinah, mawadah, warahmah dan bisa menjadi pasangan di dunia akhirat, aamiin. Untuk sahabat yang belum menikah, sabar ya Anda tidak sendiri ko, tetap pantaskan dan perbaiki diri, semoga kita didekatkan dan dimudahkan jodohnya, aaaaamiiiiin *nah! Ucap aamiin nya paling kenceng sendiri hahaha^^

Ok... samapai jumpa lagi dilain waktu bersama saya kak Oi ;)

Wassalamu'alaikum wr wb.

Beda Ta'aruf dan Pacaran

Assalamu'alaikum.... jumpa lagi dengan Kak Oi ada yang kangen? Hmmm semoga aja ada hehehe....
ok kali ini saya akan sedikit share, tentang materi kuliah pra nikah online yang saya ikutin... biar gak kelamaan... langsung saja yuk! :)

:::Beda Ta'aruf dan Pacaran:::

Ta’aruf sebenarnya mempunyai arti saling mengenal. Namun sekarang taaruf  lebih populer dikenal sebagai suatu proses sebelum ikhwan dan akhwat menjalani pernikahan. Dalam proses taaruf, mereka saling mengenalkan keadaan diri masing-masing, keluarga dan hal-hal yang diperlukan, bila cocok bisa dilanjutkan ke proses khitbah (lamaran)  dan bila tidak maka proses akan dihentikan. Mungkin seperti itu secara sederhananya, walaupun pada prakteknya bisa begitu rumit dan kompleks.

Sedangkan pacaran adalah suatu hubungan dekat yang dibuat oleh 2 orang (biasanya lawan jenis) tanpa ada ikatan resmi. Biasanya pacaran dilakukan karena adanya rasa saling suka. Dalam pacaran kadang disertai aktivitas yang terlalu intim dan dilarang agama, namun ada juga yang masih bisa menjaga dirinya masing2.

Banyak orang-orang yang berniat ta’aruf namun dalam prakteknya mereka berbuat aktivitas seperti layaknya orang pacaran. Sehingga niat menikah pun menjadi tertunda gara-gara mereka sudah merasa dekat, dan mereka puas dengan kedekatan itu sehingga tidak jadi memikirkan ke arah pernikahan.

Adapun perbedaan pacaran dengan ta’aruf yaitu:

1. Tujuan
- taaruf : mengenal calon istri/suami, dengan harapan ketika ada kecocokan antara kedua belah pihak berlanjut dengan pernikahan.
- pacaran : mengenal calon pacar, dengan harapan ketika ada kecocokan antara kedua belah pihak berlanjut dengan pacaran, syukur-syukur bisa nikah dan pacaran lebih kepada kenikmatan sesaat, zina dan maksiat.

2. Kapan dimulai
- ta’aruf : saat calon suami dan calon istri sudah merasa bahwa menikah adalah suatu kebutuhan, dan sudah siap secara fisik, mental serta materi.
- pacaran : saat sudah diledek sama teman:”koq masih jomblo?”, atau saat butuh temen curhat, atau yang lebih parah saat taruhan dengan teman.

3. Pertemuan
- ta’aruf : pertemuan dilakukan sesuai dengan adab bertamu biasa, dirumah sang calon, atau ditempat pertemuan lainnya. Hanya semua itu harus dilakukan dengan cara yang benar dan dalam koridor syari`ah Islam. Minimal harus ditemani orang lain baik dari keluarga calon istri atau dari calon suami. Sehingga tidak dibenarkan untuk pergi jalan-jalan berdua, nonton, boncengan, kencan, ngedate dan seterusnya dengan menggunakan alasan ta`aruf. Dan frekuensi pertemuannya, lebih sedikit lebih baik karena menghindari zina hati.

Hal itu krn tidaklah terjadi khalwat kecuali setan bersama keduanya sebagai pihak ketiga sebagaimana dlm hadits Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma:
“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir mk jangan sekali-kali dia berkhalwat dgn seorang wanita tanpa disertai mahram krn setan akan menyertai keduanya.”

Selama pertemuan pihak laki dan wanita dipersilahkan menanyakan apa saja yang kira-kira terkait dengan kepentingan masing-masing nanti selama mengarungi kehidupan, kondisi pribadi, keluarga, harapan, serta keinginan di masa depan.

Adapun cara yang lebih syar’i untuk mengenal wanita yang hendak dilamar adalah dengan mencari keterangan tentang yang bersangkutan melalui seseorang yang mengenalnya, baik tentang biografi (riwayat hidup), karakter, sifat, atau hal lainnya yang dibutuhkan untuk diketahui demi maslahat pernikahan. Bisa pula dengan cara meminta keterangan kepada wanita itu sendiri melalui perantaraan seseorang seperti istri teman atau yang lainnya. Dan pihak yang dimintai keterangan berkewajiban untuk menjawab seobyektif mungkin, meskipun harus membuka aib wanita tersebut karena ini bukan termasuk dalam kategori ghibah yang tercela. Hal ini termasuk dari enam perkara yang dikecualikan dari ghibah, meskipun menyebutkan aib seseorang. Demikian pula sebaliknya dengan pihak wanita yang berkepentingan untuk mengenal lelaki yang berhasrat untuk meminangnya, dapat menempuh cara yang sama.

- pacaran : pertemuan yang dilakukan hanya berdua saja, pagi boleh, siang oke, sore ayo, malam bisa, dini hari klo ngga ada yang komplain juga ngga apa-apa. Pertemuannya di rumah sang calon, kantor, mall, cafe, diskotik, tempat wisata, kendaraan umum & pribadi, pabrik dll. Frekuensi pertemuan lazimnya seminggu sekali, pas malem minggu. Adapun yang dibicarakan cerita apa aja kejadian minggu ini, ngobrol ngalur-ngidul, ketawa-ketiwi.

4. Lamanya
- ta’aruf : ketika sudah tidak ada lagi keraguan di kedua belah pihak, lebih cepat lebih baik. dan ketika informasi sudah cukup (bisa sehari, seminggu, sebulan, 2 bulan), apa lagi yang ditunggu-tunggu?
- pacaran : bisa 3 bulan, 6 bulan, setahun, 2 tahun, bahkan mungkin 10 tahun.

5. Saat tidak ada kecocokan saat proses
- ta’aruf : salah satu pihak bisa menyatakan tidak ada kecocokan, dan proses stop dengan harus cara yang baik dan menyebut alasannya.
- pacaran : salah satu pihak bisa menyatakan tidak ada kecocokan, dan proses stop dengan/tanpa menyebut alasannya.

Dengan demikian jelaslah bahwa pacaran bukanlah alternatif yang ditolerir dalam Islam untuk mencari dan memilih pasangan hidup.

Jumat, 01 April 2016

Rindu

Selalu terngiang diotakku, tak pernah menyangka akan kehilangan nikmatnya dahi ini menyetuh bumi.
Saat semuanya baik-baik saja, sungguh aku tidak pernah berpikir bahwa sujud adalah nikmat yang sangat amat luar biasa. Kecelakaan yang tidak mengeluarkan darah itu justru menyebabkan kakiku tak boleh ditekuk lebih dari 90°, awalnya biasa saja, tapi sekarang setelah hampir 3bulan kehilangan nikmat sujud, aku bagaikan kehilangan separuh jiwaku....
ya Allah bolehkah aku mendapatkan nikamat-Mu itu lagi?
Aku ingin merasakan kembali nikmatnya dahi ini menyentuh bumi-Mu, merendah kepada-Mu...

Izikan aku....